Palang Merah Indonesia (PMI) menyalurkan bantuan ‘Livelihood’ atau program penghidupan bagi masyarakat Pasaman Barat yang terdampak gempa bumi tahun 2022 lalu, Jum’at (22/12).
Program bantuan dari International Federation of The Red Cross and The Red Crescent Societies (IFRC) melalui PMI Pusat ini bertujuan untuk memberikan binaan bagi masyarakat untuk memulihkan kehidupannya usai mengalami dampak yang begitu besar akibat gempa bumi Magnitudo 6.2 SR yang mengguncang kala itu. “Ribuan orang harus kehilangan tempat tinggal bahkan kehilangan mata pencaharian”, ucap Wakil Sekretaris PMI Provinsi Sumatera Barat, Hidayatul Irwan saat melakukan kunjungan dilokasi kegiatan Livelihood di Kecamatan Talamau.
Diketahui, banyak masyarakat korban gempa yang terlilit hutang untuk membiayai kehidupannya bersama keluarga. Hal ini, menurut Hidayat, merupakan sebuah permasalahan sosial yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Perlu dilakukan intervensi program yang dapat membantu pemulihan perekonomian masyarakat”, tambahnya
Dalam merealisasikan program ini, PMI Provinsi Sumatera Barat berkoordinasi dengan PMI Kabupaten Pasaman Barat. Kepala Markas PMI Kabupaten Pasaman Barat, Rida Warsa melaporkan bahwa sesuai hasil tahapan VCA dan PRA yang dilakukan tim Livelihood PMI bersama masyarakat, Tebu Lawang dan Ubi Jalar menjadi pilihan untuk dibudidayakan karena dianggap cukup memiliki ekonomis dan waktu panen cukup singkat.
Rida juga menjelaskan bahwa program Livelihood kali ini menyasar masyarakat pada 4 Nagari atau desa adat di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, diantaranya ialah Jorong Tonang Udang di Nagari Sinuruik, Nagari Tabek Sirah serta Nagari Timbo Abu Kajai.
Keempat wilayah ini, lanjut Rida akan mendapatkan penyuluhan pertanian, perbaikan irigasi serta mendapat dukungan modal untuk melakukan budidaya Tebu Lawang dan Ubi Jalar untuk 30 KK dengan luas 0.5 Ha per masing-masing KK.